Pria Berilmu dan Anjing Lapar

By | May 22, 2023

Pria Berilmu dan Anjing Lapar

Isfahan adalah kota indah di Persia. Di kota yang menawan ini, pernah tinggal seorang pria berilmu yang sangat hebat. Ia juga sangat miskin. Namanya Muhammad Baqar. Karena tinggal di Isfahan, dia dikenal sebagai Muhammad Baqar-e-Isphahani, yang berarti Muhammad Baqar dari kota Isfahan.

Muhammad Baqar-e-Isphahani hidup miskin dan tidak mampu membeli makanan yang baik. Dia tidak punya uang untuk membeli makanan yang enak. Selama bertahun-tahun, dia hidup dengan makanan sederhana. Suatu kali, dia merasa ingin makan hati. Makanan yang terbuat dari hati ini lezat dan kaya akan kekuatan. Jadi, dia mulai menyisihkan uang setiap hari dari penghasilan kecilnya agar bisa membeli satu pon hati dan memuaskan keinginannya.

Setelah berhari-hari, dia berhasil mengumpulkan cukup uang untuk membeli satu pon hati. Dia senang. Dia pergi ke pasar dan membeli sepotong hati favoritnya.

Dengan perasaan sangat bahagia, dia pulang dari pasar dengan bungkusan di tangannya. Di jalan pulang, dekat sebuah rumah yang hancur, dia melihat seekor anjing bersama anak-anaknya. Anjing itu dan anak-anaknya terlihat sangat lapar. Perutnya cekung. Dia bahkan tidak dapat memberi susu kepada anak-anaknya dan memberi mereka makan. Anjing dan anak-anaknya juga menggigil karena cuaca yang dingin.

Muhammad Baqar-e-Isphahani merasa kasihan pada hewan-hewan malang itu. Dia mendekati mereka dan mengelus mereka dengan penuh kasih sayang. Lalu dia membuka bungkusannya dan memotong kecil-kecil dan memberi makan mereka satu per satu.

Anjing itu sambil makan terlihat berterima kasih pada Muhammad Baqar-e-Isphahani, lalu memandang langit seolah-olah dia berterima kasih kepada Allah atas kebaikan dan berdoa untuk orang yang murah hati dan baik hati itu.

Setelah memberi makan hewan-hewan itu, Muhammad Baqar-e-Isphahani pulang. Lelah dan lapar, dia tidur malam itu menggigil karena cuaca yang dingin. Tapi, entah bagaimana, dia merasa bahagia.

Tak lama setelah kejadian ini, orang berilmu ini mulai menjadi kaya. Secara bertahap, dia menjadi semakin kaya sampai akhirnya menjadi seorang jutawan. Dia menjadi begitu kaya sehingga suatu kali ketika Raja Isfahan membutuhkan uang, Muhammad Baqar-e-Isphahani memberinya pinjaman 20.000 dinar.

Catatan Moral: Kebaikan tidak pernah sia-sia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *