Yang Dinamakan Sukses atau Keberhasilan Versi AlQur’an

By | February 6, 2024

Yang Dinamakan Sukses atau Keberhasilan Versi AlQur’an

Apa sukses itu ? Apakah sukses itu adalah mempunyai karier yang baik, mempunyai jabatan yang bagus, mempunyai kekuasaan ? Apakah sukses itu adalah mempunyai penghasilan yang besar, apapun yang dimaui bisa dibeli? Apakah sukses itu adalah memiliki rumah mewah, mobil keluaran terbaru? Atau yang lainnya? Setiap orang akan berbeda- beda dalam mengartikan kesuksesan.

Pencapaian kesuksesan yang terpikirkan oleh sebagian besar manusia adalah hanya sebagai sebuah kehidupan yang sukses di dunia saja, yang seolah-olah tidak ada hubungannya dengan agama, apalagi adanya  kehidupan setelah mati.

 

Setiap manusia pasti berharap mendapat kesuksesan dalam hidupnya, sukses dalam pekerjaan, sukses dalam bidang pendidikan, sukses dalam keluarga, dsb. Kita juga sebagai Orang Islam tentunya ingin sukses baik dikehidupan dunia maupun akhirat sebagaimana diharapkan dalam doa kita robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirah hasana waqina azabannar.

Untuk meraih kesuksesan Dunia Akhirat ini, Allah telah menuliskan dalam FirmanNya di dalam AlQuran.

Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ditemukan ayat-ayat yang berbicara tentang kesuksesan dan orang-orang sukses dengan berbagai macam contoh atau kejadian.

Ternyata sukses menurut manusia berbeda sekali dengan sukses menurut Allah SWT.

Sungguh sangat merugi orang yang mengira dirinya telah sukses dan dianggap manusia sebagai orang sukses ternyata ia termasuk orang yang gagal total, karena menganggap kesuksesan hanyalah memperoleh apa-apa yang dicita-citakan di dunia saja.

Sukses yang sebenarnya, sejati, hakiki dan abadi adalah sukses menurut Allah SWT dalam kitabNya, Al-Qur’an.

 

Berikut adalah bentuk kesuksesan menurut Allah SWT di dalam AlQURAN :   

 

1. Beriman.

Dalam Surah Al-Mu’minum (ayat 1-11), dalam ayat pertama disebutkan syarat menuju sukses, bukan hanya sukses di dunia ini saja tetapi juga sukses di akhirat.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi tahu kepada manusia syarat untuk menjadi sukses dengan firman-Nya,

قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ‏ ١

Artinya, “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Mu’minun ayat 1)

Harus disepakati bahwa orang yang beruntung dalam ayat yang dimaksud sudah pasti orang yang sukses, sedangkan orang yang sukses belum tentu orang yang beruntung?

Sebab, banyak orang yang dilihat dari kacamata dunia itu sukses, tapi ternyata pada hakekatnya mereka tidak beruntung. Hal itu disebabkan karena orang-orang yang “sukses” itu jauh dari Allah dan agama, dilanda perasaan was-was karena kekayaannya dari sumber yang haram seperti hasil korupsi atau hasil curang/menipu, hidup dalam kesibukan yang padat tanpa ada waktu untuk beribadah, takut hartanya hilang, dan lain sebagainya. Kesimpulannya, banyak dari mereka yang hidup tidak tenang, karena dikendalikan dunia, bukan mereka yang mengendalikan hidup.

Ketika Allah menunjukkan rahasia bahwa orang yang beruntung itu adalah orang yang beriman, maka kit Harus menjadi orang beriman untuk meraih kesuksesan yang hakiki.
Selanjutnya dalam ayat-ayat berikutnya (2-11) disebutkan sebagian ciri-ciri amalan orang yang disebut beriman itu untuk mendapat kesuksesan..

2

الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

(Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya,

3

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ

orang-orang yang meninggalkan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,

4

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكٰوةِ فٰعِلُوْنَ ۙ

orang-orang yang menunaikan zakat,

5

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حٰفِظُوْنَ ۙ

dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,

6

اِلَّا عَلٰٓى اَزْوَاجِهِمْ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُمْ فَاِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَۚ

kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki. Sesungguhnya mereka tidak tercela (karena menggaulinya).

7

فَمَنِ ابْتَغٰى وَرَاۤءَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْعَادُوْنَ ۚ

Maka, siapa yang mencari (pelampiasan syahwat) selain itu, mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

8

وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ ۙ

(Sungguh beruntung pula) orang-orang yang memelihara amanat dan janji mereka

9

وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ ۘ

serta orang-orang yang memelihara salat mereka.

10

اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْوٰرِثُوْنَ ۙ

Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi.

11

الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

(Yaitu) orang-orang yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.

 

 

Orang yang beriman adalah orang yang khusyuk dalam salatnya.

Pengertian khusyuk menurut definisi QS. Al-Baqarah [2] ayat 46,

الَّذِيۡنَ يَظُنُّوۡنَ اَنَّهُمۡ مُّلٰقُوۡا رَبِّهِمۡ وَاَنَّهُمۡ اِلَيۡهِ رٰجِعُوۡنَ

Yaitu orang-orang yang yakin bahwa mereka akan menemui Rabb-nya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
Orang yang beriman adalah orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna.

Orang yang beriman adalah orang yang membayar zakat. Tentunya bagi yang mampu, bukan hanya zakat fitrah yang dimaksud, tapi termasuk zakat harta, penghasilan dan zakat yang lain.

Orang yang beriman adalah orang yang memelihara kemaluannya dari wanita yang haram bagi mereka.

Orang yang beriman adalah orang yang memelihara amanah-amanah dan janjinya.

Orang yang beriman adalah orang yang memelihara salatnya.

 

2. Bertaqwa

(Surah Al Baqarah ayat 1-5)

1

الۤمّۤ ۚ

Alif lām mīm.

2

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa,

3

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

(yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka,

4

وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ

dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat.

5

اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

 

Orang yang akan meraih kesuksesan yang pertama adalah orang-orang yang memiliki karakter Taqwa di didalam dirinya, Bagaimana ciri dari orang-orang yg disebut muttaqin. pada ayat 3-4 Allah menggambarkan ciri2 mereka :

Beriman Kepada yang Ghaib

Pada dasarnya dalam jiwa manusia tertanam suatu keyakinan bahwa ada sebuah kekuatan yang tidak tampak tapi dia percaya kekuatan ghaib itu mampu menolongnya, melindunginya, bahkan orang2 yg tidak mengenal agama sekalipun percaya akan hal itu.

 

– Mendirikan Shalat

Shalat merupakan salah satu sarana yang paling utama dalam hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Shalat juga merupakan sarana komunikasi bagi jiwa manusia dengan Allah swt. Shalat juga mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mendasar dalam Islam, yang tidak bisa disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lain.

– Gemar berbagi Rezeki

ayat yang memerintahkan untuk mendirikan sholat selalu dibarengi dengan zakat / infaq, artinya jika mencintai Allah maka harus mencintai sesama manusia, tidak melupakan aspek sosial, membantu orang lain.

– Beriman kepada Ajaran Allah

Allah telah memberikan petunjuk, sejak awal hingga akhir dunia yg tidak akan berubah. Maka bagi yang ingin meraih kesuksesan tentunya harus mengikuti petunjuk agar selamat sampai tujuan.

 

3. Membentuk Kelompok Yang Menyeru Kepada Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran.

Surah Ali Imron : 104

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Untuk menuju Kesuksesan, tidak bisa meraihnya sendirian. Tidak bisa masuk surga sendirian, kaya sendirian. Kita harus membentuk kelompok (komunitas) yang saling bahu membahu, saling membantu, saling mengingatkan agar menggapai sukses dunia akhirat bersama-sama.

 

4. Memperbanyak Aktivitas yang positif

وَالْوَزْنُ يَوْمَىِٕذِ ِۨالْحَقُّۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), Maka Barangsiapa berat timbangan kebaikannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raf : 8)

Siapa orang yang Lebih Banyak melakukan aktivitas yang bernilai positif maka mereka itulah orang2 yang akan berhasil/sukses.

Memang untuk melakukan hal2 yg positif tidak lah mudah, banyak tantangan, baik yg datang dari diri sendiri seperti sifat malas, suka menunda pekerjaan, tidak semangat dll, maupun yg datang dari luar. Banyak juga orang yg senang menjatuhkan orang lain, melemahkan orang lain, ketika kita mau maju selalu saja ada orang yg mendorong mundur, ketika kita mau bangkit ada saja orang yg ingin menjatuhkan, “alah.. gak usah sibuk2, kamu tidak akan berhasil” dan jika gagal mereka akan mengatakan “kan..benar apa yg kubilang…”

Tapi kita harus berjuang melewati tantangan itu, karena Allah menilai proses, bukan semata2 hasilnya. Inna ma’al ‘usri yusran sesungguhnya kerja keras, jerih payah pasti akan menghasilkan kemudahan.

 

5. Mengikuti dan Meneladani Rasulullah SAW.

(Surah Al-A’raf :  157)

اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ࣖ

“(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.”

 

Mau Melihat dan meneladani contoh orang yang paling Sukses sepanjang masa adalah Rasulullah Saw, dari segi karir Politik beliau adalah seorang Presiden, dari segi Perdagangan beliau juga enterpreneur / Pengusaha yang Hebat, bahkan dari kecil ketika anak2 lain masih bermain beliau sudah terlatih untuk mandiri dengan mengelola usaha Peternakan, Beliau juga Panglima Perang yang piawai, dengan strategi2 yg jitu beliau mampu mengalahkan pasukan2 yg lebih besar di Medan Perang, beliau juga seorang hakim yang sangat jujur. dari sisi hubungan cinta beliau sukses mendapatkan istri cantik, kaya raya, terhormat, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. Tapi keberhasilan yang paling Utama adalah beliau sukses menjalankan risalah yang diamanahkan kepada beliau, dan ajaran yang dibawanya diikuti diperjuangkan dibela oleh manusia sepanjang zaman..

 

6. Berjihad Dengan Harta dan Jiwa di Jalan Allah

لٰكِنِ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ جَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۗ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ الْخَيْرٰتُ ۖوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“…tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama Dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. dan mereka Itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung (QS. AT Taubah : 88)

Dikatakan sukses, apabila bersedia menyisihkan sebagian atau sebagian besar hartanya di jalan Allah, kalaupun tidak meimiliki harta yang cukup, maka jiwanya atau tenaganya yang akan diberikan di jalan Allah.

 

7. Patuh & Taat kepada Perintah dan Hukum Allah

اِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اَنْ يَّقُوْلُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan Kami patuh”. dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung. (QS. AN Nur :  51)

Untuk mencapai sukses tentu dibutuhkan peraturan-peraturan yang mengikat kepada semua orang agar hidup menjadi teratur. Maka hukum yang paling layak untuk ditegakkan adalah Hukum yang yang paling adil, tidak subjektif dan berat sebelah, atau tebang pilih. Itulah hukum Allah Sang Pencipta.

 

8. Berbagi kepada Sanak Saudara dan Kerabat

 

فَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللّٰهِ ۖوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Maka berikanlah kepada Kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka Itulah orang-orang beruntung. (QS. AR Rum : 38 )

Allah menegaskan bahwa orang-orang yang akan dilimpahi kesuksesan adalah orang yang senang berbagi, baik kepada keluarga, kerabat, orang yg susah atau siapa saja yang membutuhkan bantuan.

 

9. Menjauhi sifat kikir

(QS. Al Hasyr :  9)

وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ

dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.

 

Kembali Allah menegaskan dalam Surah Attaghabun 16 :

وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

 Siapa yang menjauhi sifat kikir ini maka merekalah orang2 yang akan meraih kesuksesan.

Untuk mencapai sukses yaitu harus menghilangkan sifat kikir, pelit, bakhil dsb. Berbagi terhadap orang lain adalah syarat untuk mendulang kesuksesan. Allah mengingatkan bahwa hamba2 yang disayanginya adalah orang-orang yg membelanjakan hartanya tidak terlalu pelit juga tidak terlalu boros, akan tetapi berlaku sewajarnya.

 

10. Menentang Musuh Allah & Rasulullah

(QS . Al Mujadilah :  22)

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُّؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ يُوَاۤدُّوْنَ مَنْ حَاۤدَّ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَوْ كَانُوْٓا اٰبَاۤءَهُمْ اَوْ اَبْنَاۤءَهُمْ اَوْ اِخْوَانَهُمْ اَوْ عَشِيْرَتَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ كَتَبَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْاِيْمَانَ وَاَيَّدَهُمْ بِرُوْحٍ مِّنْهُ ۗوَيُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ اُولٰۤىِٕكَ حِزْبُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ࣖ

kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.

 

Kaum Muslimin dilarang berteman dengan orang-orang kafir yang menjadi musuh Islam karena hal itu berarti ikut berusaha menghancurkan Islam dan kaum Muslimin. Sedangkan terhadap orang-orang kafir yang tidak memusuhi kaum Muslimin dan tidak berusaha menghancurkan agama Islam, kaum Muslimin dibolehkan berteman dan bergaul dengan mereka, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw sendiri dan para sahabat. Sesuai dengan firman Allah:

لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (QS . Al-Mumtahanah : 8).

Kemudian ditegaskan, seandainya ada kaum Muslimin yang berteman erat dengan orang kafir yang memusuhi Islam maka hal itu adalah sikap yang tidak wajar. Sebab, tidak mungkin ada orang-orang mukmin yang benar-benar beriman kepada Allah berteman dengan orang kafir yang ingin menghancurkan Islam.

Itulah 10 bentuk kesuksesan menurut versu AlQuran.  Semoga kita dapat meraih kesuksesan baik dunia maupun di akhirat dengan mengamalkan ke 10 bentuk kesuksesan menurut AlQuran di atas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *